Sabtu, 11 Juni 2011

Efisiensi Energi Untuk Selamatkan Terumbu Karang di Pangandaran

JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) akan membantu dalam melakukan survei dan pengukuran potensi sumber-sumber energi baru terbarukan di kawasan wisata Pangandaran, sebagai bagian dari kontribusi untuk mitigasi perubahan iklim dan reduksi emisi di Indonesia, khususnya dalam upaya menyelamatkan terumbu karang Pangandaran yang rusak akibat suhu laut yang memanas.
"Energi bersih yang akan dikembangkan di wilayah tersebut kemungkinan antara energi angin dan panel surya. Jika akan dikembangkan energi angin, saya sarankan yang terpusat, banyak unit dalam satu kawasan," ujar Direktur Konservasi Energi Ditjen EBTKE, Maryam Ayuni di sela-sela Launching “Efisiensi Energi Untuk Pariwisata Berkelanjutan di Pangandaran 2010-2013” di Gedung Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Jakarta, Selasa 25/01/2011.
UNWTO bekerja sama dengan Kemenbudpar dan instansi terkait lainnya telah mengimplementasikan program pengembangan pariwisata yang mendukung konservasi keanekaragaman hayati di Pangandaran pada tahun 2006-2009. Untuk mengembangkan pariwisata yang baik dan berkelanjutan, pada 2010-2013 UNWTO akan mengimplementasikan program lanjutan terutama dalam pencapaian efisiensi energi, penggunaan energi terbarukan, dan rehabilitasi ekosistem pantai di Pangandaran.
Pihak  Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) menyatakan, alasan mengembangkan energi terbarukan di kawasan Pangandaran karena sudah merasakan akibat dari perubahan iklim yang ditandai mulai memanasnya suhu air laut yang menyebabkan rusaknya terumbu karang.

Maryam menjelaskan, selain di Pangandaran, rencananya akan dikembangkan lagi 15 kawasan serupa. “Nantinya bukan hanya bertujuan pada pembangunan clean energy tapi akan menuju pada low carbon destination,” pungkasnya. (KO)

Sumber dari :
http://www.esdm.go.id/news-archives/323-energi-baru-dan-terbarukan/4099-efisiensi-energi-untuk-selamatkan-terumbu-karang-di-pangandaran.html

Pelatihan Internet Ke-2 Dalam Bakti Sosial Korem 062/TN


Korem 062/TN Jawa Barat bekerja sama dengan Telkom Speedy menyelenggarakan bakti sosial berupa Pelatihan Internet tahap ke-2, Minggu 12/06, di Lapangan Bojongsalawe, Kec. Parigi, Kabupaten Ciamis.
Pelatihan diikuti oleh 50 peserta dari Kecamatan Parigi, Sidamulih, Pangandaran dan kecamatan terdekat lainnya. Panitia dalam laporannya pada Pembukaan Pelatihan Tahap Ke-1 di Gedung Pertemuan Koramil Pangandaran menyebutkan, tujuan pelatihan internet dimaksudkan supaya masyarakat dapat mengakses internet yang nilai positifnya banyak, dibanding sisi negatifnya, asalkan akses internet tersebut dilakukan dengan tujuan yang baik dan benar. Pesannya kepada peserta, agar tidak mengakses situs pornografi.
Materi pelatihan yang disampaikan meliputi Pengertian Internet, Browsing, Membuat Akun Gmail dan Membuat Blog.

Pecel Makanan Khas Tradisional

Pecel adalah makanan khas Kota Madiun Jawa Timur Indonesia yang terbuat dari rebusan sayuran berupa bayam, tauge, kacang panjang, kemangi, daun turi, krai (sejenis mentimun) atau sayuran lainnya yang dihidangkan dengan disiram sambal pecel. Konsep hidangan pecel ada kemiripan dengan salad bagi orang Eropa, yakni sayuran segar yang disiram topping mayonaise. Cuma untuk pecel toppingnya sambal pecel. Bahan utama dari sambal pecel adalah kacang tanah dan cabe rawit yang dicampur dengan bahan lainnya seperti daun jeruk purut, bawang, asam jawa, merica dan garam. Pecel sering juga dihidangkan dengan rempeyek kacang, rempeyek udang atau lempeng beras.
Selain itu pecel juga biasanya disajikan dengan nasi putih yang hangat ditambah daging ayam atau jerohan. Cara penyajian bisa dalam piring atau dalam daun yang dilipat yang disebut pincuk. Masakan ini mirip dengan gado-gado, walau ada perbedaan dalam bahan-bahan yang digunakan. Rasa pecel yang pedas menyengat menjadi ciri khas dari masakan ini.
Sambal pecel merupakan bumbu makanan yang dibuat dari kacang tanah, lombok, gula merah (atau gula putih), daun jeruk nipis (atau buahnya), buah asam, dan garam. Sambal pecel digunakan untuk bumbu makanan yang dilengkapi dengan sayuran dan beberapa lauk tradisional seperti tempe, tahu, peyek, Kering, dan lauk lainnya. Makanan tradisional pecel atau pecel Madiun amat akrab dengan masyarakat dari wilayah Jawa bagian timur dan tengah. Biasanya, mereka yang keluar dari kampungnya ingin merasakan kembali nikmatnya pecel.
Di Jakarta bertebaran warung pecel. Ke sana mereka mengobati rasa kangen akan sensasi kuliner itu sekaligus bernostalgia. Begitu menyebut pecel Madiun langsung terbayang sepincuk nasi hangat nan pulen, di atasnya ditutup aneka sayur rebus, petai cina, dan irisan ketimun disiram sambel kacang. Di atas sambel kacang masih ada kering tempe, rempeyek, atau kerupuk puli, yakni kerupuk yang dibuat dari beras. Jika suka, ada tambahan lauk yang bisa dipilih, misalnya ayam goreng, empal daging, telur goreng, lidah sapi, tempe, dan tahu.
Pincuk adalah tempat makan dari daun pisang yang dibentuk khas. Bagi banyak warga Madiun, Malang, Kediri, dan sekitarnya (semua di Jawa Timur), makan nasi pecel di atas pincuk memunculkan sensasi tersendiri. Aroma khas daun pisang yang layu terkena panas nasi putih menambah sedap masakan yang siap disantap itu. Kini nasi pecel tak hanya menjadi makanan favorit orang Jawa. Sejak warung atau rumah makan penyedia pecel banyak tersebar di Jakarta dan sekitarnya, pecel menjadi favorit warga Ibu Kota. Memang, campuran kacang tumbuk dengan bumbu antara lain bawang putih, gula aren, cabe merah, garam, daun jeruk purut, dan terasi itu jika disiramkan ke atas sayur rebusan terasa nikmat di lidah. Umumnya, penjual pecel paham benar bahwa menyediakan jenis sayur kenikir atau kecipir, beluntas, daun pepaya, kembang turi ditambah lalapan petai cina dan irisan timun seakan menjadi semacam kewajiban dalam daftar pelengkap nasi pecel.

Sepuluh Desa Jadi Desa Wisata

MBAY, pos-kupang.com, Kamis, 19 Mei 2011 –– Jika pemerintah pusat menyetujui usulan Pemda Nagekeo yang disampaikan melalui Pemerintah Propinsi NTT, maka 10 desa di daerah Nagekeo akan dikembangkan menjadi desa wisata. Pemda Nagekeo melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) setempat telah melengkapi data usulan untuk disampaikan terkait rencana desa wisata tersebut.
Ke-10 desa itu, yakni Wolowea (Kecamatan Boawae), Natanage (Boawae), Wajo (Keo Tengah), Tonggo (Nangaroro), Wolotelu (Mauponggo), Langedhawe (Aesesa Selatan), Lewangerah (Keo Tengah), Anakoli (Wolowae), Lajawajo (Mauponggo), dan Tonggurambang (Aesesa).  Dari kesepuluh desa itu, ada yang statusnya kelurahan.
Demikian dikatakan Kepala Disbudpar Nagekeo, Matias Ebu, kepada Pos Kupang  di ruang kerjanya, Kamis (12/5/2011). Ebu mengatakankan, kesepuluh desa ini memiliki potensi wisata bervariasi. “Ada yang potensi untuk wisata budaya, ada juga wisata bahari dan potensi wisata lainnya. Usulan ini berkaitan dengan adanya Program PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat, Red) tentang pariwisata,” kata Ebu didampingi Kepala Seksi (Kasi) Pengembangan Pariwisata, Willy Lasa.
Willy mengatakan, usulan tentang desa wisata dilengkapi lampiran tentang potensi wisata yang dimiliki oleh masing-masing desa. “Usulan yang disampaikan sekaligus dilampirkan dengan potensi wisata yang ada di setiap desa, baik makanan khas daerahnya, kondisi geografis, serta kondisi perekonomian warga termasuk mata pencaharian,” tambah Willy.
Selain desa wisata, jelas Ebu, akan dilakukan juga kesepakatan tentang kawasan wisata antara masyarakat dengan pemerintah pada tahun 2011 ini. “Maksudnya agar sejumlah potensi wisata di desa dan kelurahan diupayakan agar pengelolaannya diserahkan kepada pemerintah untuk menjadi kawasan wisata. Akan ada sosialisasi tentang itu. Misalnya berkaitan dengan masalah tanah atau kawasan tertentu. Kami akan melakukan pendekatan dengan tuan tanah dan para kepala suku agar mereka menyetujui pengelolaannya dilakukan pemerintah,” kata Ebu.
Dia menjelaskan, untuk tahap awal upaya menjadikan kawasan wisata akan mulai dilakukan dari kawasaan Kota Mbay dan sekitarnya. Selanjutnya baru dikembangkan ke sejumlah daerah yang ada di setiap kecamatan.
Editor : Dafris Meta | Penulis : Servantinus Mamilianus | Sumber : Pos Kupang Cetak
 
Sumber dari :
http://kupang.tribunnews.com/read/artikel/62628/bajawa/2011/5/19/sepuluh-desa-jadi-desa-wisata

Tempat Nasi Pecel Favorit

Nasi Pecel Pandegiling Surabaya
Nasi pecel yang paling enak pecel pandigiling. Mantap pedes nya, bumbu pecel nya, peyek nya. Tapi harganya cukup mahal. Nasi pecel gak pakek daging aja terakhir kali makan Rp 7.000,- Kalo pakek empal Rp 14.000. tapi dapet 3 empal.
Nasi Pecel Malang, Nasi Pecel Madiun Mbak Siti  
Nasi Pecel Madiun yang satu ini memang khas! Penjualnya mbak Siti dan sudah bertahun-tahun mangkal di pinggir jalan dekat pintu gerbang perumahan elite Permata Jingga di Malang. Hampir tiap pekan saya selalu mampir untuk sarapan pagi di sana. Biasanya setelah nganter anak-anak sekolah langsung meluncur ke lokasi nasi pecel mbak Siti ini Warung nasi pecel mbak Siti yang memang asli Madiun ini buka tiap hari sejak pukul 06.00 pagi dan tutup sampai pecelnya habis (biasanya rata-rata jam 10 pagi sudah kukut alias ludes dagangannya), bahkan seringnya (terutama hari Sabtu dan Minggu) jam 07.30 rombongnya sudah dicantolin papan kecil bertuliskan HABIS.
Memang dahsyat nasi pecel bikinan mbak Siti ini, padahal sayurnya juga ga aneh-aneh, cuma taoge, kacang panjang, kangkung atau bayam, lembayung, irisan mentimun kecil-kecil, kecipir dan daun kemangi. Mungkin yang membedakan dengan pecel yang lain, kadang disertakan pula ontong (“bunga”) pisang yang diiris-iris jadi seperti sayur. Disajikan pakai pincuk dengan nasi hangat ditambah rempeyek dari ikan teri, kalau mau lengkap lagi bisa nambah aneka lauk seperti telor dadar atau ceplok, ayam bumbu rujak atau paru goreng. Meskipun tempatnya sederhana, di pinggir jalan dan cuma beratap terpal tapi pengunjungnya dari berbagai kalangan, dari yang jalan kaki (karena lokasinya di sekitar perumahan), naik motor sampai bermobil mewah, semuanya berbaur jadi satu tanpa rikuh. Pelayanannya juga relatif cepat walaupun nampak kebanjiran pengunjung, tetap saja standar pelayanan berlaku, paling lama 10-15 menit udah terhidang nasi pecel-nya. Kalau mau dibawa pulang, pecelnya tidak dibungkus dengan daun pisang, tapi dibungkus pakai kertas warna coklat dan biasanya jadi kurang lezat lagi rasanya. Seporsi nasi pecel sekarang Rp.4.500,- kalau mau nambah lauk sekitar Rp.3.000,- sampai Rp.4.000,- tergantung jenis lauknya. Minumnya juga cuma 2 macam, air aqua gelas atau teh hangat yang disajikan dalam cangkir kecil terbuat dari seng warna hijau tempat minum jadul.
Nasi pecel di Bojonegoro
Sebuah warung tenda pinggir jalan berjudul ASIH SESAMI di Jalan KH Hasyim Ashari yang hanya buka di malam hari. Sebuah warung yang sangat kecil, hanya ada satu meja besar tempat menaruh makanan, pecel dan kelengkapannya seperti tahu, tempe, paru, empal, telur, dan masih banyak lagi. Memutari meja panjang tersebut adalah tempat makan pengunjung. Tempat duduk itu selalu penuh, bahkan ada yang berdiri untuk mengantri.
Nasi Pecel Yu Sri, Semarang
Simpang Lima adalah meeting point kota Semarang saat malam Minggu dan Minggu pagi. Bagian kota ini selalu ramai di saat-saat itu. Di salah satu pojoknya, tepatnya di depan Toko Roti Brilian, di sisi jalan menuju ke Jalan Erlangga dan Kampus Undip, ada nasi pecel yang tersohor. Di tendanya tertulis jelas Nasi Pecel Yu Sri. Mengapa tempat itu jadi tujuan banyak orang untuk menikmati hasrat makan pecel padahal banyak penjual pecel serupa di Semarang?
Pilih Posisi Duduk Paling Strategis
Pecel Yu Sri mulai buka sekitar pukul 5 sore dan tutup pukul 2-3 pagi. Selepas tengah malam bukan jaminan Anda akan kebagian tempat duduk, karena di saat-saat itulah puncak keramaian kawasan Simpang Lima hingga dini hari. Tampaknya keramaian di jantung Kota Semarang ini juga merembet ke Warung Pecel Yu Sri. Kalau sedang beruntung, Anda akan menjumpai warung itu lengang. Namun, kerelaan Anda mengantri dan bersabar saat warung penuh, pasti akan berbuah manis.
Warung Pecel Yu Sri adalah warung tenda sederhana yang setiap saat bisa dibongkar pasang. Ukurannya tak begitu luas, paling banter sekitar 10 meter persegi. Kapasitasnya juga tak terlalu banyak. Dalam kondisi penuh, kira-kira menampung sekitar 20 orang. Di tempat itu, Yu Sri bak seorang ratu yang bertakhta di singgasana, dikelilingi oleh sayur dan lauk yang melimpah ruah. Sementara, para pembeli yang mengitarinya duduk manis di bangku kayu sambil matanya sibuk “memindai” lauk yang hendak dipilihnya. Bagi yang tak tertampung di dekat menu, silakan duduk di belakang “singgasana” Yu Sri.
Nasi Pecel di Kediri
Ada satu tempat yang kami pilih untuk makan malam, yang ternyata menjadi kegemaran penduduk kota Kediri, yakni Nasi Pecel. Banyak orang antri dilayani seorang Ibu menyiapkan nasi pecel dengan alas daun pisang dan koran. Penggemar rela menunggu, mengingat nasi pecel ini rasanya mantap berbeda dengan lainnya. Pesanan bisa dibungkus dibawa pulang atau dimakan di tempat sambil lesehan. Nasi pecel yang terdiri dari nasi yang dicampur pecel sayuran, perkedel kentang, peyek kacang dan tambahan lauk yang telah tersedia di meja, tinggal pilih sesuai selera makan malam itu. Mantap banget dan bagi penggemar nasi pecel pasti berlomba menghabiskan dan minta tambah tahap kedua. Suasana malam itu terasa sejuk dan tenang menambah lahap kami menikmatinya. Harganya yang relatif murah dan sangat terjangkau penggemar nasi pecel. Lokasi jualan ada di emperan toko-toko yang telah tutup di kota Kediri. Banyak jajanan yang ditawarkan dari kota Kediri dan rasanya belum pas kalo belum mencicipi kuliner yang satu ini. Pasti ingin mencoba untuk balik kembali.
Nasi Pecel Madiun Yu Gembrot
Lumayan berkeringat, saya main dua kali, kalah sekali dan menang sekali. Lawan yang kedua cukup berat juga, mainnya spin terus, dan penempatan bolanya bagus, sehingga membuat saya pontang panting. Nasi pecel Yu Gembrot yang di Madiun, banyak dianggap paling terkenal di Madiun dan paling laris. Tempat nasi pecel tidak menggunakan piring, melainkan menggunakan daun pisang alias pincuk, ini yang membuat tambah sedap. Untuk lauknya menggunakan daging, ditambah dengan kripik tempe dan krupuk uli.
Nasi Pecel di KA Rantau Prapat-Medan
Kereta api Sribilah Siang terlambat berangkat dari Stasiun Rantau Prapat, Kabupaten Labuhan Batu, menuju Kota Medan. Para calon penumpang banyak yang mengeluh. Saat kereta berangkat, barulah mereka bisa tenang. Suasana khas kereta api kemudian muncul. ”Pira?” tanya seorang bapak untuk mengetahui harga sebungkus pecel kepada si mbak penjual pecel. Kata ”pira” adalah kata tanya dalam bahasa Jawa yang artinya ”berapa”. Perbincangan antarkeduanya pun terjadi hingga menambah suasana Jawa mirip suasana di Pasar Beringharjo, Yogyakarta. Si mbak penjual yang mengaku tinggal di Kisaran, Kabupaten Asahan, itu kemudian membuat pincuk dari daun. Kemudian, ia mengisi pincuk dengan berbagai sayuran, seperti daun ubi, daun pepaya, kacang panjang, dan taoge. Setelah itu, kumpulan sayur ini disiram dengan sambal kacang. Satu hal yang juga mencirikan pecel khas Jawa adalah kehadiran mi goreng. Di beberapa tempat di Jawa Tengah, campuran pecel dan mi goreng banyak ditemukan. Untuk pecel sebungkus, harganya Rp 3.000. Bila dengan tambahan daging puyuh goreng, si pembeli harus menambah Rp 5.000 per ekor. Soal rasa, seperti rasa pecel tadi itu, memang benar-benar orisinal. Berbagai makanan Jawa juga relatif tidak banyak berbeda dengan makanan yang benar-benar dibikin di Jawa. Pencampuran bumbu atau tambahan lainnya agar makanan itu sesuai dengan selera setempat relatif tidak terjadi. Hal ini makin menjadi bukti, identitas keetnisan makin kuat dipegang oleh anggota suku tertentu ketika berada di tengah masyarakat yang sangat heterogen.
Nasi Pecel Pincuk Kalibata Jakarta
Jl Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan Telp 70588204, 08129619843. Alternatif lain bagi penggila pecel. Kedai ini cocok bagi anda yang ingin makan serasa di kampung halaman. Meja, tempat duduk, tudung saji hingga dindingnya terbuat dari anyaman bambu seperti di desa. Selain nasi pecel, lauk pauknya ada empal, ati ampela, paru, bacem tahu dan tempe, bakwan jagung, telur asin, botok teri,pepes tongkol, peyek teri, peyek kacang dan dadar jagung. Sambalnya khas dan unggulan yaitu sambal tumpang. Sambal yang terbuat dari paduan kacang dan tempe yang diiris-iris lalu dihancurkan. Rasanya sedikit pedas dan gurih.
Variasi pecel menurut daerah
  • Banyumas
    Di wilayah Banyumas, pecel sering pula dibubuhi dengan bahan-bahan (sayuran) yang berbau merangsang. Di antaranya, ditaburi dengan biji-biji lamtoro atau irisan bunga kecombrang yang telah dikukus.
  • Tegal
    Nama pecel punya arti berbeda di daerah Slawi, Tegal, Jawa Tengah. Pecel tidak disajikan dalam bentuk sayur-sayuran, melainkan berbentuk rujak. Pecel versi daerah Slawi terdiri dari buah-buahan segar seperti jambu, nanas, pepaya, dan mangga serta disirami dengan saus gula merah kental.
  • Tulungagung
    Berbeda dengan Pecel Madiun, Pecel Tulungagung lauknya tidak selengkap Pecel Madiun, serta bumbunya lebih manis daripada Pecel Madiun.
  • Tumpang
    Tumpang atau sambal tumpang adalah sebuah makanan khas dari Kota Kediri. Cara penyajian sambal tumpang tak jauh beda dengan cara penyajian sambal pecel, yaitu dengan nasi yang di atasnya di beri aneka lalapan atau sayur – mayur yang telah direbus terlebih dahulu lalu disiram dengan sambal tumpang dan diberi peyek sebagai pelengkap, bisa peyek kacang atau peyek teri. Sambal tumapang sendiri terbuat dari tempe yang telah busuk atau tempe bosok dan dimasak dengan di campur aneka bumbu seperti lombok atau cabe, bawang, garam dan bumbu dapur lainnya.Jangan keburu jijik jika mengetahui bahan dasarnya yang terbuat dari tempe bosok, tapi cobalah dulu rasanya jika telah matang, pasti akan membuat anda ketagihan.
    Ada sebuah cara penyajian unik lagi dari sambal tumpang, yaitu dengan mencampurkan sambal tumpang dengan sambal pecel, perpaduan unik nan lezat ini disebut dengan nasi campur dan sambalnya disebut dengan sambal campur. Aneka makanan dengan tumpang bisa anda temui di sepanjang jalan Dhoho, Kota Kediri, Kediri, Jawa Timur.
 Sumber dari :
http://koka-manajemen.blogspot.com/2010/07/nasi-pecel-makanan-tradisional-yang.html